Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudha Sadewa
memperkirakan nilai tukar rupiah bisa melaju ke level Rp 12 ribu per
dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan ini bisa saja terjadi jika
pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bertindak panik.
"Mungkin saja (rupiah melemah ke Rp 12 ribu per dolar AS) kalau kita
panik. Artinya membunuh ekonomi dengan menaikkan bunga 50% sampai 70%
seperti krisis tahun 1997-1998," ungkap dia saat ditemui di kantor
Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (4/11/2013).
Meski
berpotensi mengalami pelemahan dalam, Purbaya mengatakan peluang
tersebut sangat kecil karena bank sentral sudah mempunyai pengetahuan
cukup untuk mengendalikan laju nilai tukar rupiah supaya kembali ke
fundamentalnya.
Dengan posisi masih bertengger di level Rp
11.500 per dolar AS, Purbaya memperkirakan nilai tukar rupiah cenderung
menguat ke posisi fundamentalnya. Bahkan kurs rupiah kemungkinan akan
kembali ke angka Rp 10.500 per dolar AS dalam kurun waktu tiga bulan ke
depan.
Kemampuan pemerintah dan BI yang mampu menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi bahkan bisa menggiring rupiah menguat ke level di
bawah Rp 10 ribu per dolar AS.
Seperti diketahui, Memulai awal
pekan, nilai tukar rupiah kembali melemah ke level terendah dalam tiga
pekan terakhir. Rupiah melemah usai data mengejutkan dari neraca
perdagangan yang kembali mengalami defisit.
Kondisi ini dikhawatirkan akan kembali menekan neraca transaksi berjalan (current account) pemerintah Indonesia.
Dikutip dari data Bloomberg,
rupiah melemah enam hari berturut-turut setelah kembali melemah 0,3% ke
level 11.364 per dolar AS pada perdagangan kali ini. Rupiah sempat
mencapai level terendahnya pada 11 Oktober di posisi 11.390 per dolar
AS.
Posting Komentar