SOT Jepara - Yayasan Az Zahra Sekuro Mlonggo Jepara melaksanakan Wisuda Purna Siswa SMP ke-7 SMK ke-4 dan Haflah Akhirissanah Pesantren Az Zahra ke-9 berlangsung di kompleks Az Zahra, Jum’at-Sabtu (16-17/5). Kegiatan yang berlangsung dua hari: Ziarah Makam Sesepuh, Tahtiman Al-Qur’an Binnadlor dan Bilghoib, Majlis Padang Bulan, Prosesi Wisuda (SMP-SMK-Pesantren), Pentas Paduan Suara, Drama Teater, Pentas Tari, Pentas Bahasa Inggris, Menyanyi dan Tausiyah.
Ketua Yayasan Az Zahra, Drs H M Sukarno mengatakan tahun 2014 mewisuda 41 siswa SMP dan 51 siswa SMK Multimedia. 92 murid berasal dari Jepara, Kendal, Temanggung (Jawa Tengah) dan Madura (Jawa Timur).
Ia mengajak mereka melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, di masyarakat alumni Az Zahra harus menjadi contoh yang baik. Sukarno menambahkan, menjawab tantangan zaman, SMK Az Zahra tahun kemarin membuka dua program baru Broadcasting dan Teknik Sepeda Motor.
“Semoga alumni Az Zahra adalah intelektual santri. Sebab, setahun sebelum lulus (SMP-SMK) digembleng di pesantren oleh asatid-asatidah berkompeten,” paparnya.
Wali murid dari Muhammad Ilham S (SMP), Nur Budiman menyampaikan ilmu yang diperoleh berguna dan kelak menjadi anak sholih dan sholihah. Subandi wali murid dari Fauziyah Arum Wiguna (SMK) menghimbau kepada orang tua agar tidak gagap teknologi (gaptek). Disamping itu, perlu mengontrol anak-anaknya di rumah maupun di luar rumah.
KH A Mundziri penceramah dalam kegiatan mengungkapkan belajar tidak mengenal batas. Minal mahdi ilal lahdi, dari buaian hingga liang lahat. “Menuntut ilmu itu tidak ada kata selesai dan tidak ada kata libur,” ungkapnya.
Menuntut ilmu diibaratkannya seperti orang makan. Perut yang tidak diisi makanan, badan menjadi lemas. Begitu pula hati. Hati yang tidak digunakan untuk kegiatan rohani akan menjadi mati. “Sehingga menuntut ilmu itu untuk mengisi rohani,” tambahnya.
Pengasuh pesantren Daarut Tauhid Jepara itu juga menyatakan orang yang berilmu pengetahuan dan didasari agama serta diamalkan pahalanya akan diunduh di akhirat kelak. (Syaiful Mustaqim)
Ia mengajak mereka melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, di masyarakat alumni Az Zahra harus menjadi contoh yang baik. Sukarno menambahkan, menjawab tantangan zaman, SMK Az Zahra tahun kemarin membuka dua program baru Broadcasting dan Teknik Sepeda Motor.
“Semoga alumni Az Zahra adalah intelektual santri. Sebab, setahun sebelum lulus (SMP-SMK) digembleng di pesantren oleh asatid-asatidah berkompeten,” paparnya.
Wali murid dari Muhammad Ilham S (SMP), Nur Budiman menyampaikan ilmu yang diperoleh berguna dan kelak menjadi anak sholih dan sholihah. Subandi wali murid dari Fauziyah Arum Wiguna (SMK) menghimbau kepada orang tua agar tidak gagap teknologi (gaptek). Disamping itu, perlu mengontrol anak-anaknya di rumah maupun di luar rumah.
KH A Mundziri penceramah dalam kegiatan mengungkapkan belajar tidak mengenal batas. Minal mahdi ilal lahdi, dari buaian hingga liang lahat. “Menuntut ilmu itu tidak ada kata selesai dan tidak ada kata libur,” ungkapnya.
Menuntut ilmu diibaratkannya seperti orang makan. Perut yang tidak diisi makanan, badan menjadi lemas. Begitu pula hati. Hati yang tidak digunakan untuk kegiatan rohani akan menjadi mati. “Sehingga menuntut ilmu itu untuk mengisi rohani,” tambahnya.
Pengasuh pesantren Daarut Tauhid Jepara itu juga menyatakan orang yang berilmu pengetahuan dan didasari agama serta diamalkan pahalanya akan diunduh di akhirat kelak. (Syaiful Mustaqim)
Posting Komentar