Pelatihan dan keterampilan yang
dilakukan sejumlah mahasiswa UMS tersebut, bertujuan untuk mengupayakan
pembangunan desa mandiri di
Kabupaten Boyolali. Menurut Lurah Desa Pentur, Samroni, pelaksanaan program tersebut telah berlangsung sejak tahun 2011. Kemudian dilanjutkan kembali pada bulan September 2012. Ia menambahkan, program tersebut telah memberikan dampak positif terhadap masyarakat Desa Pentur.
Kabupaten Boyolali. Menurut Lurah Desa Pentur, Samroni, pelaksanaan program tersebut telah berlangsung sejak tahun 2011. Kemudian dilanjutkan kembali pada bulan September 2012. Ia menambahkan, program tersebut telah memberikan dampak positif terhadap masyarakat Desa Pentur.
“Kami merasa mendapat keuntungan dengan
adanya program ini,” ucap Samroni. “Dengan adanya sekolah lapangan
pertanian organik (SPO), pelatihan pengolahan singkong dan pelatihan
kerajinan bambu ini bisa bersinergi dengan konsep desa wisata,” ucapnya
lagi.
Ketua pelaksan program hibah bina desa,
Farida Esti widyati, mengungkapkan program hibah bina desa ini,
mahasiswa juga dituntut untuk dapat memperdayakan dan mengembangkan
potensi-potensi yang ada di dalam masyarakat. Khusunya masyarakat
kalangan ekonomi menengah ke bawah dan masyarakat desa yang kurang mampu
untuk mengembangkan potensi yang ada.
“Peserta yang kami latih ini yakni yang
berprofesi sebagai buruh,” ungkap Farida. Program hibah bina desa
tersebut, kata Farida, baru mendapat dukungan dana dari Pendidikan
Tinggi (Dikti) sebesar Rp40 juta.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (Bapermasdes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng),
Kusmardhono, mengatakan dana bantuan program hibah bina desa khususnya
Desa Pentur tahun 2013 belum bisa dicairkan. Ia membeberkan, dana yang
dikeluarkan untuk desa tertinggal dari anggaran PNPM yang ada di
provinsi sebesar Rp742 miliar dan anggaran dana dari APBD provinsi
sebesar Rp200 miliar.
Posting Komentar