SOT Jepara - suaraonlineterkini.com - Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Fathur Rokhman memberikan kuliah umum kepada mahasantri Akademi Komunitas Balekambang di kompleks pesantren Balekambang Jepara, Senin (8/9) pagi.
Dalam kesempatan itu ia menyampaikan stadium general—pentingnya pendidikan vokasi bagi generasi muda.
Menurutnya, generasi muda yang statusnya sudah menjadi mahasantri mempunyai tingkatan pendidikan yang tinggi setelah SMA. Karenanya, dengan status tersebut harus ada tindakan.
“Bagaimana tindakannya? Tentu diawali dengan mendalami ilmu pengetahuan kemudian ilmu tersebut diterapkan ditengah-tengah masyarakat,” jelasnya kepada mahasantri AKB.
Prof Fathur menambahkan orang yang mempunyai status—(mahasantri, red) sama artinya mempunyai tanggung jawab dan harus siap menjadi panutan bagi masyarakat.
Selain saat menjadi mahasantri, mindset, pikirannya harus jauh kedepan begitu dengan mindset masa depannya juga sama, menatap masa depan. Ia menyontohkan dua mahasantri putri. Ifa, kelak ingin menjadi desainer sedangkan Ulya cita-citanya menjadi guru. “Berkaitan dengan mindset masa depan perubahan cita-cita harus menjadi lebih tinggi,” imbuhnya.
Jika awalnya, menjadi guru kedepan cita-citanya menjadi dosen maupun guru besar. Desainer, cita-cita masa depannya menjadi pakar desainer.
Karenanya, agar cita-cita itu terkabul perlu diiringi dengan belajar dan doa disertai dengan kesungguhan. Prof Fathur mengutip pernyataan Bilgates seorang yang ingin sukses harus belajar 50.000 jam atau setara dengan 4 tahun.
Tidak hanya belajar lewat bangku formal katanya, banyak orang yang belajar dengan ranah otodidak juga sukses. “Gantungkan cita-citamu setinggi langit,” begitu pesannya menyitir pesan Bung Karno.
Hal itu tambahkannya sejalan dengan sebuah hadits, orang yang menginginkan dunia dan akhirat dengan ilmu pengetahuan.
Sementara itu, H Miftahuddin, Direktur AKB mengatakan tahun akademik 2014/ 2015 lembaga setara D2 yang dikelolanya baru melaksanakan perkuliahan. Tiga jurusan yang dikelola yakni Teknik Elektronik, Teknik Mesin dan Teknik Komputer dan Jaringan. [Syaiful Mustaqim]
Menurutnya, generasi muda yang statusnya sudah menjadi mahasantri mempunyai tingkatan pendidikan yang tinggi setelah SMA. Karenanya, dengan status tersebut harus ada tindakan.
“Bagaimana tindakannya? Tentu diawali dengan mendalami ilmu pengetahuan kemudian ilmu tersebut diterapkan ditengah-tengah masyarakat,” jelasnya kepada mahasantri AKB.
Prof Fathur menambahkan orang yang mempunyai status—(mahasantri, red) sama artinya mempunyai tanggung jawab dan harus siap menjadi panutan bagi masyarakat.
Selain saat menjadi mahasantri, mindset, pikirannya harus jauh kedepan begitu dengan mindset masa depannya juga sama, menatap masa depan. Ia menyontohkan dua mahasantri putri. Ifa, kelak ingin menjadi desainer sedangkan Ulya cita-citanya menjadi guru. “Berkaitan dengan mindset masa depan perubahan cita-cita harus menjadi lebih tinggi,” imbuhnya.
Jika awalnya, menjadi guru kedepan cita-citanya menjadi dosen maupun guru besar. Desainer, cita-cita masa depannya menjadi pakar desainer.
Karenanya, agar cita-cita itu terkabul perlu diiringi dengan belajar dan doa disertai dengan kesungguhan. Prof Fathur mengutip pernyataan Bilgates seorang yang ingin sukses harus belajar 50.000 jam atau setara dengan 4 tahun.
Tidak hanya belajar lewat bangku formal katanya, banyak orang yang belajar dengan ranah otodidak juga sukses. “Gantungkan cita-citamu setinggi langit,” begitu pesannya menyitir pesan Bung Karno.
Hal itu tambahkannya sejalan dengan sebuah hadits, orang yang menginginkan dunia dan akhirat dengan ilmu pengetahuan.
Sementara itu, H Miftahuddin, Direktur AKB mengatakan tahun akademik 2014/ 2015 lembaga setara D2 yang dikelolanya baru melaksanakan perkuliahan. Tiga jurusan yang dikelola yakni Teknik Elektronik, Teknik Mesin dan Teknik Komputer dan Jaringan. [Syaiful Mustaqim]
Posting Komentar