SOT Jepara - suaraonlineterkini.com - Pesantren Nailun Najah desa Kriyan kecamatan Kalinyamatan Jepara memperingati Haul ke-9 Kiai Muhammad Suhaimi. Rangkaian haul diawali dengan tahlil bersama yang dilaksanakan di Makam Mbah Brungut desa Kriyan, Sabtu (6/9) sore dan menghadirkan KH Asynawi dari Kudus.
Rangkaian haul dilanjutkan dengan Maulid Akbar dan Kirab Merah Putih di kompleks pesantren, Ahad (7/9) malam. Kegiatan dihadiri Habib Ali Zainal Abidin Assegaf, Gus Muwafiq (Yogyakarta) dan KH Amin Budi Harjono (Semarang). Juga dimeriahkan Tari Sufi Jepara, Rebana Ar-Raudlah dan Gambus Sunan Ampel Surabaya.
Gus Muhammad, pengasuh pesantren Nailun Najah mengatakan kegiatan untuk meneruskan perjuangan Kiai Muhammad Suhaimi yang merintis pesantren sejak 1992.
Sepeninggal almarhum, Kiai yang wafat pada usia 60 tahun pesantren diteruskan dirinya. Meski santri yang mukim kini hanya 10 orang ditambah santri kalong 15 orang rutinitas pesantren tetap berjalan.
Beberapa kitab salaf yang dikaji santri seperti Safinatun Naja, Wasiyatul Mustofa, Ta’limul Mutaallim dan Jurumiyah. “Setiap malam Jum’at juga dilaksanakan latihan tari sufi,” tambah Gus Mad, sapaan akrabnya.
Ia berharap pesantren salafiyah yang rintis ayahandanya tetap lestari. [Syaiful Mustaqim]
Rangkaian haul dilanjutkan dengan Maulid Akbar dan Kirab Merah Putih di kompleks pesantren, Ahad (7/9) malam. Kegiatan dihadiri Habib Ali Zainal Abidin Assegaf, Gus Muwafiq (Yogyakarta) dan KH Amin Budi Harjono (Semarang). Juga dimeriahkan Tari Sufi Jepara, Rebana Ar-Raudlah dan Gambus Sunan Ampel Surabaya.
Gus Muhammad, pengasuh pesantren Nailun Najah mengatakan kegiatan untuk meneruskan perjuangan Kiai Muhammad Suhaimi yang merintis pesantren sejak 1992.
Sepeninggal almarhum, Kiai yang wafat pada usia 60 tahun pesantren diteruskan dirinya. Meski santri yang mukim kini hanya 10 orang ditambah santri kalong 15 orang rutinitas pesantren tetap berjalan.
Beberapa kitab salaf yang dikaji santri seperti Safinatun Naja, Wasiyatul Mustofa, Ta’limul Mutaallim dan Jurumiyah. “Setiap malam Jum’at juga dilaksanakan latihan tari sufi,” tambah Gus Mad, sapaan akrabnya.
Ia berharap pesantren salafiyah yang rintis ayahandanya tetap lestari. [Syaiful Mustaqim]
Posting Komentar