Kepala BPPTKG, Subandrio mengatakan letusan Gunung Merapi, Senin
(18/11), hanya aktivitas sesaat. Meskipun demikian, dia mengakui hujan
material, termasuk pasir, terjadi hingga Sragen.
Disinggung menangani kabar akvitas semburan muncul dari titik api
bagian timur puncak Merapi, Subandrio menerangkan titik api memang
terdapat di lapangan sulfatara.
“Itu bekas Gendol, Woro dulu. Ada di bawah berada di dalam kawah, itu normal saja. Sejak dulu ada,” imbuhnya.
Dia menerangkan letusan reaktif Merapi terjadi Senin pukul 04.53 WIB.
“Menurut jam pantauan kami terjadi pukul 04.53 WIB. Menyebabkan hujan
abu ke timur, sampai Sragen saya kira,” terangnya saat dihubungi Solopos.com, Senin pagi.
Subandrio menerangkan letusan tersebut merupakan aktivitas sesaat.
Dia mengaku telah mengevaluasi singkat peristiwa itu. “Sementara sudah
evaluasi singkat, kesimpulan kami [Merapi] masih normal saja,” tegasnya.
Lebih jauh, Subandrio menyebut terdapat tekanan kuat yang memicu
semburan material ke udara. Seperti diterangkannya sebelumnya, Subandrio
kembali mengatakan curah hujan tinggi memicu aktivitas permukaan.
“Membawa kerikil-kerikil kecil karena terdapat tekanan kuat. Tapi
material lama bukan magma baru, sekali lagi bukan aktivitas vulkanik,”
tandasnya.
Seperti pantauan Solopos.com, hujan mengguyur Merapi dan
sejumlah wilayah Boyolali sejak Sabtu (17/11) siang. Sekitar 15 jam
hujan mengguyur dan berakhir Senin dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB.
Posting Komentar