Produsen-produsen mobil Jepang mengalami penurunan penjualan yang tajam di China akibat konflik klaim perebutan pulau ke dua negara, Pulau Senkaku oleh Jepang atau Pulau Diaoyu oleh China.
Toyota Motor Corporation dan Nissan Motor, seperti dikutip Bloomberg, melaporkan penurunan penjualan kendaraan roda empat mereka di China sejak 2008.
Penjualan mobil Toyota menurun 49 persen atau 44.100 unit kendaraan pada September dan Nissan mengalami penurunan penjualan 35 persen atau 76.066 unit pada bulan yang sama.
Sementara, Honda melaporkan angka penjualan paling minim mereka terjadi pada September dengan penurunan sebesar 41 persen atau 33.931 unit. Angka itu merupakan angka penjualan terendah Honda Motor Corporation di China sejak Mei 2011.
Tiga produsen mobil asal Jepang yang mengalami penurunan penjualan serupa yaitu Mazda Motor, Mitsubishi Motor, dan Suzuki Motor.
Mazda, pada 4 Oktober, melaporkan penurunan penjualan paling rendah sejak 19 bulan sebesar 35 persen. Mitsubishi mengatakan angka penjualan mereka turun sebesar 63 persen dan disusul Suzuki sebesar 43 persen.
"Jika situasi (konflik teritorial) tidak mereda dan jika produsen mobil Jepang tidak dapat mengukur dampaknya segera, akan ada dampak jangka panjang terhadap pendapat mereka," kata General Manajer Takagi Securities, Satoshi Yuzaki.
Asosiasi produsen mobil Jepang mengatakan mereka sedang menghadapi krisis penjualan terbesar di China dan lebih besar dibanding pengaruh tsunami pada 2011. Asosiasi itu menyebut China mempunyai pangsa pasar terbesar bagi mobil-mobil Jepang dibanding pasar di negara-negara lain.
Posting Komentar