Sawah di Blog Ngaseman Desa Tubanan dekat PLTU TJB Jepara |
JEPARA - suaraonlineterkini.com - Sebanyak 5 (lima) orang petani dan pemilik lahan sawah yang berada di blok ngaseman dukuh sekuping desa Tubanan terancam gagal panen, hal tersebut lantaran tanaman padi miliknya terendam air yang berlebih.
Karsum (52) salah satu petani sekaligus pemilik sawah dikawasan tersebut menuturkan bahwa dirinya memastikan gagal panen untuk musim tanam kali ini, Karsum juga menjelaskan bahwa hal itu akibat dari luapan air hujan yang tidak bisa mengalir ke laut, karena faktor drainase (saluran air) yang sudah tidak berfungsi seperti biasanya lagi.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan sumber utama terjadinya debit penumpukan air di sawahnya karena saluran yang semestinya mengalir ke laut saat ini telah ditutup pagar oleh pihak PLTU kemudian saluran dialihkan ke arah timur, sehingga air tidak bisa mengalir secara maksimal lantaran posisi yang menanjak yang pada akhirnya mengakibatkan air kembali ke bawah (sawah, red). kata karsum saat ditemui di kediamannya pada Sabtu, 4/2/2017.
Pantauan suaraonlineterkini.com di lokasi pada Sabtu, 4/2/2017 sawah dengan luas keseluruhan hampir mencapai satu hektar tersebut terendam air setinggi kurang lebih 50 cm, sebagian besar mengalami kerusakan parah.
Karsum berharap pada pihak terkait untuk segera dapat menyelesaikan masalah ini, karena diakuinya dirinya mengalami hal seperti ini baru saat ini setelah ada pagar penutup yang dibuat oleh perusahaan untuk menghambat akses air mengalir ke laut, akunya.
Akibat hal ini, Karsum mengaku dirinya mengalami kerugian materiil sebesar 4 juta rupiah, hal tersebut diasumsikan pada hasil padi yang akan didapat setelah panen dengan luas sawahnya yang mencapai 1.300 m2 ini yang biasanya menghasilkn 9-10 kwintal padi dengan harga per kwintal 400 rb rupiah.
Selain Karsum empat orang petani lainnya diwilayah tersebut juga mengalami kerugian akibat tanamannya terendam air secara berlebih yang mengakibatkan terancamnya gagal panen.
[Red]
Karsum (52) salah satu petani sekaligus pemilik sawah dikawasan tersebut menuturkan bahwa dirinya memastikan gagal panen untuk musim tanam kali ini, Karsum juga menjelaskan bahwa hal itu akibat dari luapan air hujan yang tidak bisa mengalir ke laut, karena faktor drainase (saluran air) yang sudah tidak berfungsi seperti biasanya lagi.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan sumber utama terjadinya debit penumpukan air di sawahnya karena saluran yang semestinya mengalir ke laut saat ini telah ditutup pagar oleh pihak PLTU kemudian saluran dialihkan ke arah timur, sehingga air tidak bisa mengalir secara maksimal lantaran posisi yang menanjak yang pada akhirnya mengakibatkan air kembali ke bawah (sawah, red). kata karsum saat ditemui di kediamannya pada Sabtu, 4/2/2017.
Pantauan suaraonlineterkini.com di lokasi pada Sabtu, 4/2/2017 sawah dengan luas keseluruhan hampir mencapai satu hektar tersebut terendam air setinggi kurang lebih 50 cm, sebagian besar mengalami kerusakan parah.
Karsum berharap pada pihak terkait untuk segera dapat menyelesaikan masalah ini, karena diakuinya dirinya mengalami hal seperti ini baru saat ini setelah ada pagar penutup yang dibuat oleh perusahaan untuk menghambat akses air mengalir ke laut, akunya.
Akibat hal ini, Karsum mengaku dirinya mengalami kerugian materiil sebesar 4 juta rupiah, hal tersebut diasumsikan pada hasil padi yang akan didapat setelah panen dengan luas sawahnya yang mencapai 1.300 m2 ini yang biasanya menghasilkn 9-10 kwintal padi dengan harga per kwintal 400 rb rupiah.
Selain Karsum empat orang petani lainnya diwilayah tersebut juga mengalami kerugian akibat tanamannya terendam air secara berlebih yang mengakibatkan terancamnya gagal panen.
[Red]
Posting Komentar