JEPARA - suaraonlineterkini.com - Aksi demonstrasi Yang di lakukan Paguyuban warga pemilik Lahan yang akan dilewati jaringan SUTT dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Tanjung Jati B Jepara di perempatan Desa Kaliaman pada Jum'at, 21-8-2015 berjalan lancar dan kondusif.
Warga dari 3 Desa di kecamatan Kembang dan Bangsri tersebut berjumlah sekitar 230 orang, mereka adalah pemilik lahan yang akan dilalui jaringan SUTT 150 kv. Mereka menuntut hak hak atas kompensasi tanah yang dinilai jauh dari harga standart. Saat ini yang ditawarkan pihak pemerintah Kabupaten sebesar 6500/m. Padahal harga tahun 2006 saja sudah mencapai 65.000/m.
Sebanyak 150 personil keamanan diterjunkan kelokasi baik dari pihak Polres Jepara, polsek Kembang, Danramil Bangsri dan juga satpol pp untuk mengamankan jalanya aksi warga. Menurut Kapolsek Kembang AKP Budi Wiyono, Demo warga kali ini berkaitan dengan Jaringan SUTT dan pendemo berasal dari tiga Desa yakni Kaliaman, Kancilan dan Srikandang.
Lebih lanjut AKP Budi Wiyono menjelaskan bahwa demo ini yang pertama kali dilaksanakan warga, pihaknya memberi ijin dari pukul 06 pagi hingga pukul 10. Diharapkan tidak anarkis dan berjalan lancar tanpa menganggu lalu lintas, karena aksi warga ini hanya berupa tulisan tuntutan dan hanya pakai pengeras suara, imbuhnya.
Disisi lain, menurut Koordinator Lapangan (korlap) Desa Kaliaman Sukamad, Harga yang tidak realistis tersebut membuat warga geram, kendati terjadi beberapa kali audiensi, dan buntut dari Demonstrasi warga kali ini adalah tidak dipenuhinya kesepakatan yang dijanjikan pihak PLN tiga minggu maksimal terhitung dari pertemuan tanggal 30 Juli yang lalu. Dan menurut Sukamad sudah melewati Batas waktu yang dijanjikan. Jika hari ini tidak ada kesepakatan maka pihaknya akan menggelar aksi demo yang lebih besar lagi di Depan PLTU.
Lebih lanjut Sukamd menjelaskan bahwa warga hanya menginginkan cek ulang tanah dan diselesaikan di Balai Desa Kaliaman. Disinggung juga untuk besaran harga kompensasi yang diinginkan warga adalah 800 rb/m jika dibeli dan 400rb/m jika diberi kompensasi dan tidak dibeli.
Aksi yang berjalan dari pukul 06 hingga pukul 08 pagi tersebut terbilang cukup singkat, dan memaksa pihak terkait untuk angkat bicara, pinta salah satu orator Demo Mufit. pihaknya juga mengancam jika tuntutan warga tidak dipenuhi maka akan ada aksi lagi besok hari senin di depan main gate PLTU dan warga juga mengancam akan menutup PLTU Tanjung Jati B Jepara.
Masa yang terdiri dari Bapak Bapak dan juga Ibu ibu ini membentangkan masing masing tulisan dan aspirasi mereka dan kebanyakan kritikan tersebut tertuju pada wakil Bupati Jepara Subroto.
Pihak pemerintah daerah diwakili camat Kembang Drs. Muchamad Syafi'i akhirnya menyampaikan pidato singkatnya untuk meredam warga dan pihaknya berjanji akan duduk bersama ketiga korlap dari tiga Desa seusai sholat Jum'at karena pihak PLN yang berkompeten dan berkepentingan belum bisa tiba kelokasi. Sehinga masa diminta membubarkan diri dan nantinya disampaikan lewat korlap masing masing Desa.
[Zris]
Warga dari 3 Desa di kecamatan Kembang dan Bangsri tersebut berjumlah sekitar 230 orang, mereka adalah pemilik lahan yang akan dilalui jaringan SUTT 150 kv. Mereka menuntut hak hak atas kompensasi tanah yang dinilai jauh dari harga standart. Saat ini yang ditawarkan pihak pemerintah Kabupaten sebesar 6500/m. Padahal harga tahun 2006 saja sudah mencapai 65.000/m.
Sebanyak 150 personil keamanan diterjunkan kelokasi baik dari pihak Polres Jepara, polsek Kembang, Danramil Bangsri dan juga satpol pp untuk mengamankan jalanya aksi warga. Menurut Kapolsek Kembang AKP Budi Wiyono, Demo warga kali ini berkaitan dengan Jaringan SUTT dan pendemo berasal dari tiga Desa yakni Kaliaman, Kancilan dan Srikandang.
Lebih lanjut AKP Budi Wiyono menjelaskan bahwa demo ini yang pertama kali dilaksanakan warga, pihaknya memberi ijin dari pukul 06 pagi hingga pukul 10. Diharapkan tidak anarkis dan berjalan lancar tanpa menganggu lalu lintas, karena aksi warga ini hanya berupa tulisan tuntutan dan hanya pakai pengeras suara, imbuhnya.
Disisi lain, menurut Koordinator Lapangan (korlap) Desa Kaliaman Sukamad, Harga yang tidak realistis tersebut membuat warga geram, kendati terjadi beberapa kali audiensi, dan buntut dari Demonstrasi warga kali ini adalah tidak dipenuhinya kesepakatan yang dijanjikan pihak PLN tiga minggu maksimal terhitung dari pertemuan tanggal 30 Juli yang lalu. Dan menurut Sukamad sudah melewati Batas waktu yang dijanjikan. Jika hari ini tidak ada kesepakatan maka pihaknya akan menggelar aksi demo yang lebih besar lagi di Depan PLTU.
Lebih lanjut Sukamd menjelaskan bahwa warga hanya menginginkan cek ulang tanah dan diselesaikan di Balai Desa Kaliaman. Disinggung juga untuk besaran harga kompensasi yang diinginkan warga adalah 800 rb/m jika dibeli dan 400rb/m jika diberi kompensasi dan tidak dibeli.
Aksi yang berjalan dari pukul 06 hingga pukul 08 pagi tersebut terbilang cukup singkat, dan memaksa pihak terkait untuk angkat bicara, pinta salah satu orator Demo Mufit. pihaknya juga mengancam jika tuntutan warga tidak dipenuhi maka akan ada aksi lagi besok hari senin di depan main gate PLTU dan warga juga mengancam akan menutup PLTU Tanjung Jati B Jepara.
Masa yang terdiri dari Bapak Bapak dan juga Ibu ibu ini membentangkan masing masing tulisan dan aspirasi mereka dan kebanyakan kritikan tersebut tertuju pada wakil Bupati Jepara Subroto.
Pihak pemerintah daerah diwakili camat Kembang Drs. Muchamad Syafi'i akhirnya menyampaikan pidato singkatnya untuk meredam warga dan pihaknya berjanji akan duduk bersama ketiga korlap dari tiga Desa seusai sholat Jum'at karena pihak PLN yang berkompeten dan berkepentingan belum bisa tiba kelokasi. Sehinga masa diminta membubarkan diri dan nantinya disampaikan lewat korlap masing masing Desa.
[Zris]
Posting Komentar