SOT Jepara - suaraonlineterkini.com - Sejumlah tokoh lintas agama yang ada di kabupaten Jepara menghadiri peringatan Hari Perdamaian Internasional yang diselenggarakan Gereja Inzili Tanah Jawa (GITJ) di Jalan Pemuda No.10 Jepara, Sabtu (20/9) malam. Mereka adalah H Anas Arbaani (Islam), Widi (Gereja GITJ), Slamet (Gereja Katolik) dan Ponari (Penyuluh Agama Budha).
Danang Kristiawan, panitia kegiatan menyatakan kegiatan merupakan bentuk refleksi hari perdamaian. Damai menurut Pendeta GITJ itu bukan saja tidak ada konflik namun yang ia maksud saling menjalin hubungan, bercanda dan berkumpul antar satu kelompok dengan kelompok lain.
Wakil Bupati Jepara, H Subroto mengemukakan damai harus didukung azas keadilan. Hal itu senada dengan visi-misi pemerintahannya makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.
“Semoga kami bisa menjalankan visi-misi tersebut dengan baik sesuai dengan harapan,” harapnya.
H Anas Arbaani, dalam orasinya menyampaikan ajaran Islam yang dikutinya, NU, mengajarkan tasamuh, toleransi antar umat beragama. Sebab NU menurutnya menjunjung tinggi Islam rahmatan lil alamin, memberi rahmat bagi semesta.
Hal senada diuraikan Slamet. Menurut pengikut Kristen Katolik itu sebagai menusia harus saling menyayangi sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Kepada siapa pun lanjutnya harus saling peduli dan menciptakan perdamaian. Widi, dari Gereja GITJ juga menyampaikan agama apa pun cinta pada perdamaian.
Selain orasi dari tokoh lintas agama kegiatan juga dimeriahkan beberapa grup music; wedang rondo, cupu-cupu, edelwis pagi, teater tuman, tari sufi Jepara dan masih banyak lagi. [Syaiful Mustaqim]
Danang Kristiawan, panitia kegiatan menyatakan kegiatan merupakan bentuk refleksi hari perdamaian. Damai menurut Pendeta GITJ itu bukan saja tidak ada konflik namun yang ia maksud saling menjalin hubungan, bercanda dan berkumpul antar satu kelompok dengan kelompok lain.
Wakil Bupati Jepara, H Subroto mengemukakan damai harus didukung azas keadilan. Hal itu senada dengan visi-misi pemerintahannya makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.
“Semoga kami bisa menjalankan visi-misi tersebut dengan baik sesuai dengan harapan,” harapnya.
H Anas Arbaani, dalam orasinya menyampaikan ajaran Islam yang dikutinya, NU, mengajarkan tasamuh, toleransi antar umat beragama. Sebab NU menurutnya menjunjung tinggi Islam rahmatan lil alamin, memberi rahmat bagi semesta.
Hal senada diuraikan Slamet. Menurut pengikut Kristen Katolik itu sebagai menusia harus saling menyayangi sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Kepada siapa pun lanjutnya harus saling peduli dan menciptakan perdamaian. Widi, dari Gereja GITJ juga menyampaikan agama apa pun cinta pada perdamaian.
Selain orasi dari tokoh lintas agama kegiatan juga dimeriahkan beberapa grup music; wedang rondo, cupu-cupu, edelwis pagi, teater tuman, tari sufi Jepara dan masih banyak lagi. [Syaiful Mustaqim]
Posting Komentar