SOT Jeapra - suaraonlineterkini.com - Forum mahasiswa Syariah se-Indonesia (Formasi) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) Jawa Tengah di kampus Unisnu Jepara, Selasa-Kamis (28-30/10). Dalam kegiatan yang berlangsung 3 hari tersebut mengambil tema “Eksistensi Mahasiswa Syariah dalam Membangun Bangsa.”
Tema itu diuraikan Presiden BEM Unisnu Jepara, M Syaiful Kalim. Menurutnya, saat ini posisi strategis di parlemen masih didominasi alumni konvensional non syariah. Meski didominasi mahasiswa umum namun tidak sedikit yang tersandung kasus korupsi maupun asusila.
Padahal jika jujur, mahasiswa Syariah mempunyai dua keunggulan. Unggul dalam bidang agama dan umum, sesuai disiplin ilmu. Jika andil dalam membangun bangsa sebut Kalim tentu akan dibentengi karakter Islam yang kuat.
Namun nyatanya, lanjut mahasiswa semester 9 jurusan Ahwal Syahsiyah (AS) tersebut masyarakat masih memandang sebelah mata lulusan fakultas agama. Karena itu, fakultas Syariah harus bangkit.
Caranya dengan ekpos media. Disamping itu jelas mahasiswa asal desa Mindahan kecamatan Batealit itu perlu dibuktikan dengan hal nyata.
“Alumni Syariah tidak hanya mampu jadi dai tetapi siap berkompetisi bidang hukum, tata negara maupun eksekutif,” tambahnya.
Langkah lain yang bisa ditempuh, Fakultas Syariah juga perlu membuka prodi lain misalnya Perbankan Syariah, Muamalah, Siasah Jinayah dan lain-lain.
Karena itu, mahasiswa Syariah kedepan harus diterima masyarakat umum. “Tidak boleh lagi ada dikotomi keilmuwan. Sebab mahasiswa disiplin ilmu apa pun mempunyai fungsi dan peran yang sama,” imbuhnya.
Jika mahasiswa Syariah sudah ikut andil membangun bangsa, kerinduan munculnya pemimpin bijak yang memiliki etika dan moral serta memiliki dasar pengetahuan agama akan terwujud. [Syaiful Mustaqim]
Tema itu diuraikan Presiden BEM Unisnu Jepara, M Syaiful Kalim. Menurutnya, saat ini posisi strategis di parlemen masih didominasi alumni konvensional non syariah. Meski didominasi mahasiswa umum namun tidak sedikit yang tersandung kasus korupsi maupun asusila.
Padahal jika jujur, mahasiswa Syariah mempunyai dua keunggulan. Unggul dalam bidang agama dan umum, sesuai disiplin ilmu. Jika andil dalam membangun bangsa sebut Kalim tentu akan dibentengi karakter Islam yang kuat.
Namun nyatanya, lanjut mahasiswa semester 9 jurusan Ahwal Syahsiyah (AS) tersebut masyarakat masih memandang sebelah mata lulusan fakultas agama. Karena itu, fakultas Syariah harus bangkit.
Caranya dengan ekpos media. Disamping itu jelas mahasiswa asal desa Mindahan kecamatan Batealit itu perlu dibuktikan dengan hal nyata.
“Alumni Syariah tidak hanya mampu jadi dai tetapi siap berkompetisi bidang hukum, tata negara maupun eksekutif,” tambahnya.
Langkah lain yang bisa ditempuh, Fakultas Syariah juga perlu membuka prodi lain misalnya Perbankan Syariah, Muamalah, Siasah Jinayah dan lain-lain.
Karena itu, mahasiswa Syariah kedepan harus diterima masyarakat umum. “Tidak boleh lagi ada dikotomi keilmuwan. Sebab mahasiswa disiplin ilmu apa pun mempunyai fungsi dan peran yang sama,” imbuhnya.
Jika mahasiswa Syariah sudah ikut andil membangun bangsa, kerinduan munculnya pemimpin bijak yang memiliki etika dan moral serta memiliki dasar pengetahuan agama akan terwujud. [Syaiful Mustaqim]
Posting Komentar